Si Mualaf Yang Suka Berjudi, Mabuk dan Zinah Yang Menyelamatkan Nyawa Rasulullah

Kost-an gw kebetulan gak jauh dari masjid Palapa, Pasar Minggu. Logikanya kalau mesjidnya deket mestinya gw rajin ke masjid dong? Tapi ternyata… nggak! Yang namanya hidayah itu memang datangnya dari Allah semata. Mau sedekat apapun tempat tinggal kita ke masjid, kalau hatinya nggak terpanggil pasti kalah sama rasa malas. Dan parahnya gw salah satunya T_T. Oleh karena maka dari itu bray, mumpung lagi bulan ramadan, gw berniat untuk kembali memakmurkan masjid, sebisa mungkin sholat berjamaah di sana dan cari ilmu sebanyak-banyaknya, dimulai dengan salat isya dan tarawih di hari ke-3 bulan ramadan, barusan.

Masjidnya dua tingkat; para ikhwan (lelaki) di lantai 2, akhwat (perempuan) di lantai 1. Malam itu masjidnya lumayan ramai, shaf lantai 2 penuh dari barisan depan sampai pintu keluar di belakang, gw sampai kegerahan di dalam. Cobaan pertama. Sebelum shalat tarawih, setelah isya, khatib memberi ceramah, dan ini ceramah pertama di bulan ramdan yang bikin gw merinding dengernya. Bukan karena materi yang dibahas seputar dosa besar dan siksaneraka, namun lebih sederhana dari itu. Malam itu tema ceramahnya tentang “Keadilan dan Kejujuran”.

Diceritakan oleh khatib tarawih malam itu tentang seorang arab badui yang ingin jadi mualaf. Datanglah di menghadap Muhammad Rasulullah SAW. khatib ngasih catatan bahwa orang badui saat itu memiliki tingkat intelegensi kurang, sehingga bahkan ketika menghadap rasulullah, badui ini langsung memanggil nama “Ya Muhammad” bukan “Ya Rasulullah”. Kira-kira begini percakapannya:

Badui : “Ya Muhammad, aku ingin masuk islam, tapi aku punya 3 syarat”. Langsung bingung kan, masa ada orang kepengen masuk islam, tapi dia yang malah minta syarat. Lalu khatib melanjutkan. Badui : “Aku ingin masuk islam, tapi aku ingin tetap bisa melakukan 3 hal: 1) Berjudi 2)Mabuk dan 3)Berzinah.”

Rasulullah yang sadar bahwa dia sedang berhadapan dengan orang badui kemudian menjawab dan jawabannya bikin gw bingung. khatib menjelaskan bahwa rasulullah membolehkan, namun dengan satu syarat: orang badui boleh tetap melakukan 3 hal, tapi harus jujur!. Nah loh.

Singkat cerita, khatib melanjutkan, suatu ketika rasulullah berpapasan di jalan dengan si arab badui tadi. Rasulullah kemudian bertanya dia habis dari mana dan si badui menjawab dengan takut-takut: Judi. Lalu rasullah melanjutkan berjalan tanpa memperpanjang percakapan. Lalu pada pertemuan kedua dengan arab badui itu, kembali rasullah bertanya habis dari mana, si badui menjawab dengan malu-malu: “Mabuk” begitupun pada pertemua ke-tiga rasulullah bertanya dia dari mana dan badui itu menjawab tanpa ragu-ragu lagi “Zinah” dan rasulullah pun melanjutkan perjalanan tanpa memperpanjang percakapan.

Sampai pada suatu hari ketika rasulullah hendak memimpin shalat jumat di masjid Nabawi, rasulullah melihat si badui sedang duduk di belakang dan kemudian memanggilnya untuk duduk di shaf depan. Si badui tampak malu dan bukannya maju, dia malah menundukan kepalanya, bersembunyi karena takut akan dipermaulkan rasulullah. Rasulullah di luar dugaan berjalan mendekati si badui dan apa yang selanjutnya terjadi bikin terharu. Rasullah memeluk si badui yang masih suka judi, mabuk dan berzinah itu lalu mengajaknya duduk di shaf depan. Seketika itu pula semua jamaah di masjid nabawi bergantian satu-persatu mengikuti teladan rasul dengan memeluk si arab badui.

khatib melanjutkan, sekarang agak terburu-buru karena lampu isyarat menyala merah yang artinya khotbahnya udah kepanjangan dan mesti ditutup segera, padahal lagi seru-serunya. hahaha. khatib bercerita bahwa sejak saat itu, si badui berubah menjadi muslim yang taat, perubahan yang terjadi murni dari hatinya, karena Allah telah memberinya hidayah melaui rasulullah yang diteladani sababat-sahabatnya melalui sikapnya yang adil, toleran dan penyayang terhadap arab badui yang saat itu minim sekali pengetahuannya tentang islam. Tidak lama setelah kejadian di masjid Nabawi yang telah membuka hatinya untuk memeluk islam yang sebenar-benarnya, terjadilah
perang uhud yang merenggut banyak nyawa para sahabat nabi. Dikisahkan bahwa pada saat perang uhud, rasulullah nyaris terhunus anak panah di dadanya. Namun saat itu ada seseorang yang dengan cepat memeluk tubuh rasulullah dengan erat tepat sebelum anak panah menembus badannya. Orang itu kemudian mati syahid. Orang itu adalah si arab badui.

Kesimpulan khutbah malam itu, lanjut khatib, yaitu sbb:

  • Sesuaikan da’wah atau komunikasi apapun, dengan lawan bicara kita, karena tingkat pemahaman seseorang berbeda-beda. Ada yang cukup dengan kata-kata, ada yang harus disertai contoh.
  • Tidak boleh menyepelekan orang lain yang ilmu dan pengamalan agamanya masih awam, karena tidak ada yang tahu bahwa suatu saat dia menjadi orang yang berjasa untuk agama kita.

Note: Gw masih mencari referensi yang valid tentang cerita di khutbah malam ini. Akan diupdate setelah dapat sumbernya.

Share