Umroh Backpacker 2015 Part 1 – Panggilan Umroh

Pelataran Masjid Nabawi, Madinah

Keinginan pergi umroh itu datang bulan Januari 2015, diawali dengan googling tentang umroh sampai akhirnya ketemu satu thread di kaskus tentang pengalaman seseorang pergi umroh ala backpacker. Threadnya cukup menarik, ditulis dengan apik oleh Gan Faisal. Pengalamannya jadi inspirasi gw untuk ngikutin jejaknya menginjakan kaki di tanah suci ala backpacker. Selain biaya yang dikeluarin bisa ditekan, juga tidak terikat jadwal dari Tour Guide yang biasanya sudah fix.

Selesai baca gw ambil kesimpulan,  ternyata umroh ala backpacker itu gampang-gampang susah. Gampang karena sekarang orang bisa beli tiket pesawat dan hotel sendiri sehingga bisa menekan budget. Susahnya karena pengurusan visa umroh ini ternyata gak bisa perorangan, harus via travel agent. Sayangnya, kebanyakan travel agent menjual paket umroh all in (Tiket Pesawat PP + Visa + Land Arrangement), jarang ada yang mau ngurusin visanya aja. Nah cerita di blog ini adalah tentang bagaimana perjuangan gw dapetin visa umroh seorang diri, tanpa travel agent!

Standard biaya umroh via travel sekarang kira-kira 25-30juta, tergantung lama umroh, jumlah jamaah, pesawat, hotel dan tipe kamar (Double, Triple, Quadruple) . Semakin bagus hotelnya atau semakin dekat jaraknya dengan Masjidil Haram (Madinah/Mekah), dan semakain lama kita di sana, maka semakin mahal juga biayanya. Harga itu jauh di atas budget umroh backpacker yang cuman Rp 15 – Rp20 juta,  total saving bisa sekitar Rp5 jutaan! Gimana gak tertarik coba? Saat itu juga gw bulatkan tekad untuk umroh cara ini.

Tapi eits tunggu dulu, ternyata cara yang gw tempuh ini banyak cobaannya braaay. Mungkin Allah SWT saat itu lagi ngasih pelajaran penting ke gw tentang kesabaran dan keikhlasan. hehe

Cobaan pertama diawali gak lama setelah pembelian tiket pesawat AirAsia rute JKT – Jeddah via KL. Jadi saat itu gw merasa beruntung banget karena dapat tiket yang murah, cuman Rp3.5 juta sekali jalan. Tanggal terbang adalah 25 Maret 2015 pk 06:25 pagi dari Soetta. Tiket pulang belum dieksekusi, karena dalam hati terbersit niat untuk jalan-jalan dulu ke Turki setelah beres umroh.Yang jadi fokus gw setelah beli tiket adalah cari teman untung sharing cost atau cari rombongan jamaah yang berangkat di tanggal sama, tujuannya supaya mempermudah dalam pengajuan visa (bahasa kerennya, numpang hehe). Melihat pengalaman trip gw yang sudah-sudah, gw gak terlalu mempermasalahkan hal ini, karena gw yakin dengan internet semuanya bisa dicari dengan mudah, apalagi cuman cari teman.

Pencarian teman umroh diawali dengan membuka thread di forum kaskus dan posting ajakan umroh disana. Selain itu gw juga follow akun-akun facebook umroh backpacker, mengontak admin di masing-masing akun, bahkan sampai gw tawarin ke temen-temen di kantor. Selang seminggu ada beberapa orang yang reply di forum, nanya hal-hal seputar umroh dll. Dengan senang hati gw jelaskan dan berharap di antara mereka ada yang tertarik dan join.Begitu juga admin-admin akun facebook, dengan ramahnya mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan gw dan mendukung rencana gw bahkan ada yang sampai bantu posting ajakan umroh di halaman facebooknya. Selain itu, Gan Faisal yang menjadi motivator gw umroh backpacker meyakinkan gw bahwa dia akan membantu gw sebisa mungkin untuk mencarikan teman dan pengurusan visa. Gw diminta bersabar dan berdoa supaya semuanya dimudahkan.

Namun sebulan lewat, gw belum dapat satu orangpun. Thread gw di kaskus hanya berisi pertanyaan-pertanyaan semata tanpa ada yang serius join. Pun begitu dengan admin-admin facebook, mereka juga belum dapat jamaah yang mau berangkat 25 Maret 2015, begitu juga Gan Faisal, belum dapat jamaah. Saat itu rasa percaya diri gw mulai goyah, pikiran udah mulai gak fokus. Disinilah ujian pertama gw dimulai.

Jadi saat itu gw lagi browsing-browsing dan nemu ajakan umroh backpaker dari group lain. Mereka welcome kalo gw mau gabung, dan bahkan ngajak beli tiket barengan. Namun masalahnya adalah, gw udah beli tiket duluan!

Mereka meyakinkan gw untuk mengubah tanggal keberangkatan supaya cocok dengan itinerary mereka. Dengan kondisi gw saat itu yang udah gak fokus, dan belum dapat kabar gembira dari admin fb dan Gan Faisal, akhirnya gw mengubah tanggal keberangkatan dengan change fee sebesar Rp2.3 juta. Saat itu gw berfikir, uang segitu gak seberapa dibanding gak jadi umroh. Namun entah kenapa gw sedikit ragu untuk mengubah bookingan, sehingga saat masuk ke menu pembayaran, gw gak melanjutkan pembayaran, dan balik ke menu semula. Namun ternyata ada konsekuensi finansial, dimana baru ketahuan sekitar seminggu kemudian.

Jadi selang seminggu, gw dapat telpon dari Gan Faisal, kabar gembira. Dia bilang bahwa baru saja dia dapat jamaah dari Bogor dan mereka sepakat untuk berangkat umroh bareng. Gak tanggung-tanggung, jamaah yang ikut 40 orang, dan beberapa dari mereka sudah booking tiket AirAsia dengan kode dan tanggal penerbangan yang sama dengan yang gw beli. Saat itu gw berucap syukur alhamdulillah, berkali kali gw bilang makasih sama Gan Faisal, dan diapun nampaknya seneng banget karena cita-citanya bantu gw berangkat umroh hampir tercapai. Gw lalu diminta konfirmasi ulang tanggal berangkat umroh dan melengkapi persyaratan pengajuan visa, yang diantaranya adalah booking tiket pulang, hotel, dan surat jaminan bahwa gw gak akan overstay dan akan pulang sesuai itinerary.

Maka berbegaslah gw buka laptop dan login situs AirAsia untuk cek tanggal berangkat. Betapa kagetnya gw karena ketika gw klik itinerary, status pembayaran tiket gw berubah jadi “Need Payment”

Sambung ke part 2

Share

You may also like...